Tips Mengatasi Stres pada Anak Selama Pandemi

Tips Mengatasi Stres pada Anak Selama Pandemi

Bagikan :


Pandemi Covid-19 yang melanda dunia mengubah banyak tatanan hidup bermasyarakat. Kekhawatiran penularan virus yang tak terkendali dan pembatasan interaksi sosial menimbulkan banyak tekanan. Kecemasan ini bukan hanya dialami oleh orang dewasa namun juga anak-anak. Sayangnya anak-anak terkadang tak mampu menunjukkan bahwa mereka sedang mengalami kecemasan. Padahal jika dibiarkan, kecemasan ini dapat mengganggu psikis anak-anak dalam jangka panjang.

Perubahan perilaku pada anak

Anak-anak menghadapi stres dengan cara yang berbeda dengan orang dewasa. Bagi anak-anak dan remaja, terkadang tak mudah untuk mengenali dan menunjukkan perasaan mereka bahwa mereka sedang stres. Sebagai orang tua, penting untuk menyadari hal ini dan mendampingi anak-anak di masa pandemi.

Dilansir dari CDC, beberapa gejala stres dan masalah kecemasan yang dihadapi pada anak-anak dapat ditunjukkan dalam perubahan perilaku, di antaranya anak-anak mengalami masalah akademik di sekolah. Apabila anak-anak mulai menunjukkan penurunan prestasi akademik, malas belajar dan mengerjakan tugas, sulit fokus dan konsentrasi, maka kemungkinan mereka sedang mengalami stres.

Perubahan perilaku lainnya di antaranya anak-anak jadi mudah menangis, susah tidur, susah makan, dan nyeri atau sakit kepala di bagian tubuh lainnya. Pada remaja, anak-anak juga rentan bersinggungan dengan narkoba dan minuman beralkohol.

Cara membantu anak menghadapi stres di masa pandemi Covid-19

1. Jelaskan pada anak mengenai pandemi

Pandemi mengharuskan kita untuk mengurangi interaksi sosial dan mengurangi aktivitas di luar rumah. Bagi anak-anak, ini berarti mereka kehilangan kesempatan untuk bermain bersama teman-temannya. Jelasakan pada anak bahwa saat ini pembatasan tersebut bertujuan untuk mencegah penularan. Beri penjelasan pada mereka mengapa mereka harus mengurangi keluar rumah dan kewajiban untuk menggunakan masker ketika bertemu dengan orang lain. Dengan demikian, anak-anak akan lebih paham mengenai apa yang terjadi selama pandemi.

2. Beri perhatian lebih

Bukan hanya orang dewasa yang perlu membatasi interaksi sosial dengan orang lain, namun anak-anak pun demikian. Mereka tak bisa bertemu guru dan teman-teman di sekolahnya. Akibatnya, anak akan merasa kesepian dan sendirian. Untuk itu, beri perhatian lebih pada anak-anak saat di rumah dengan lebih sering mengajaknya berbicara atau beraktivitas bersama. Tanyakan keadaan mereka dan bantu mereka untuk mengungkapkan perasaannya secara perlahan.

3. Beri contoh yang baik

Anak-anak umumnya akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Selama pandemi, beri contoh pada anak tentang bagaimana menjalani hidup sehat sehari-hari. Istirahat cukup, olahraga, makan makanan sehat, dan berpikiran positif. Tentu wajar merasakan sedih dan cemas namun tunjukkan pada anak untuk tidak memelihara kesedihan berlarut-larut.

4. Habiskan waktu bersama anak

Saat pandemi anda mungkin sibuk bekerja dari rumah, namun sempatkan juga untuk meghabiskan waktu bersama anak-anak. Lakukan kegiatan bersama seperti bermain, membaca buku bersama, memasak, dan kegiatan seru lainnya.

5. Batasi arus informasi yang masuk

Sebagian besar anak-anak memiliki pemahaman yang salah akan informasi seputar pandemi sehingga menyebabkan mereka cemas atau ketakutan. Bantu luruskan informasi yang beredar agar anak tidak mengalami ketakutan berlabihan. Bila diperlukan, batasi akses informasi dari televisi dan sosial media.

 

Writer: Ratih

Edited By: dr. Ayu Munawaroh

Last Updated: 05-Ags-2021

 

Sumber:

  1. CDC. Helping Children Cope. Available from: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/daily-life-coping/for-parents.html.
  2. CDC. COVID-19 Parental Resource Kit: Ensuring Children and Young People's Social, Emotional, and Mental Well-being. Available from: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/daily-life-coping/parental-resource-kit/index.html.
  3. WHO. Helping Children Cope with Stress During the 2019-nCOV Outbreak. 2020.